Pernikahan anak menjadi isu yang menghantui negara-negara Asia. Akibat pandemi Corona, praktik pernikahan di bawah umur justru melonjak tajam. UNICEF melaporkan ada jutaan anak-anak di seluruh dunia yang dipaksa menikah. Angkanya meningkat 10% dibanding data sebelumnya.


Salah satu negara yang masih marak menikahkan anak di bawah umur adalah India. Karantina wilayah yang diterapkan pemerintah, membuat orang tua memaksa anak-anak mereka untuk menikah. Berikut protret memilukan pernikahan anak di India.

1. Selama karantina wilayah, lebih dari 10 juta pekerja kembali ke kampung halaman mereka dan banyak orang tua menganggap kesejahteraan keluarga akan terjamin dengan menikahkan anak-anak perempuan mereka.


2. Aduan tentang pemaksaan anak-anak untuk menikah mengalami peningkatan selama Juni hingga Juli 2020. Organisasi Save The Children melaporkan satu anak di bawah lima belas tahun menikah setiap tujuh detik.


3. Masyarakat India mengalami kemiskinan ekstrem, sehingga anak-anak tak memiliki dukungan untuk sekolah. Saat mereka tak bersekolah karena pandemi, keluarga akan langsung menikahkan mereka.


4. Anak-anak perempuan dipaksa menikah dengan laki-laki yang jauh lebih tua. Kasus ini juga terjadi di Yaman, Somalia, dan Afghanistan.


5. Para gadis yang menikah di bawah umur cenderung mengalami kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan, hingga pemerkosaan.


6. Pernikahan anak telah membunuh lebih dari 60 anak perempuan dalam sehari. Mereka meninggal karena mengandung dan melahirkan pada usia yang masih sangat muda.


7. Pemerintah India telah menaikkan usia minimum pernikahan bagi perempuan dari 18 menjadi 21 tahun. Pemerintah juga mengumumkan amandemen Undang-Undang Larangan Pernikahan Anak 2006.


8. Undang-Undang tersebut dibuat untuk menghentikan pernikahan anak. Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan anak perempuan harus menikah pada usia yang tepat untuk menyelamatkan mereka dari kekurangan gizi.


9. Meski pemerintah sudah melarang perkawinan anak, praktik tersebut masih berlangsung. Terutama di kalangan suku adat Rabari di kawasan Kutch di negara bagian Gujarat.


10. Pemerintah India mengatakan perkawinan anak menjadi hambatan untuk semua tujuan pembangunan negera seperti peningkatan kualitas kesehatan, pengentasan kemiskinan, pemerataan pendidikan, dan lain sebagainya.


Sebenarnya pernikahan anak tak hanya menjadi masalah di India. Hal semacam ini juga terjadi di Indonesia. Bahkan Indonesia menduduki peringkat kedelapan di dunia karena kasus pernikahan anak.