Menjadi salah satu tulang punggung Piaggio Indonesia, setelah era kejayaan LX, tentu bukan tanpa alasan. Vespa Sprint mewariskan nama besar, sudah digandrungi sejak puluhan tahun silam. Namun jangan salah kaprah. Pemaknaan masa lalu tak seutuhnya sama dengan sekarang. Pahami dulu aspek-aspek ini sebelum membeli.

Satu Basis dengan Primavera

Bagi sebagian orang mungkin sudah paham betul, mereka sama persis. Namun terkadang ada saja yang termakan titel (Sprint), sehingga menganggap ia lebih kencang. Atau bahkan masih terpaku di masa lalu. Lantaran beberapa dekade ke belakang, Primavera memangku mesin 125 cc. Sementara jenama Sprint kebanyakan mengusung dapur pacu 150 cc, meski disediakan juga beberapa tipe kecil. Makanya, kesan kencang cukup membekas.

Hari ini, yang terwariskan bukanlah soal diferensiasi performa. Melainkan bentuk sekaligus tema lebih sporty. Tegas tercermin dari penggunaan rumah lampu utama, membentuk trapesium. Kesan tajam dari headlight ini memang merepresentasikan karakter motor agresif. Paling tidak jika dibandingkan langsung dengan Primavera - serbabulat dan cenderung elegan.


Ya, bahkan satu-satunya perbedaan mencolok hanya itu. Shield, bodi samping, sampai ke belakang serupa. Pusaran tenaga juga dihasilkan jantung pacu 150 cc bertitel i-Get, tanpa ada racikan spesial. Karena itu, output sama persis.

Disimilaritas lain tak begitu banyak, sekadar tertera pada aksesori dan pewarnaan. Semisal, pelek milik Sprint bernuansa gelap, mengejar gaya sporty. Palangnya pun berbeda, tampak memiliki alur asimetris. Dan urusan kelir, Piaggio menyajikan beragam corak ekspresif. Mencolok. Lain dengan Primavera, lebih banyak warna sejuk. Sisanya, dibedakan lewat bentuk spion, backlight display instrumen, serta aksesori pelindung speedometer pada Sprint.

Perbedaan Varian

Yang hidup pada era 60-90an, boleh jadi terkenang atas banyaknya jenis Sprint. Dari mulai Veloce, Super Sprint, Sprint Kotak, Sprint Rally dan banyak lagi. Pada generasi terkini, ia dibagi jadi dua varian saja: Standar dan S.

Cara membedakannya gampang. Tipe basis, memiliki bibir pelek perak dan palang hitam. Lantas opsi kelir bodi ada empat: Yellow Sole, Grey Titanio, White Innocenza, serta Red Passione. Varian S, mulai bisa dikenali dari pelek full black. Pernak-pernik berupa striping dan aksen warna kontras di beberapa titik, sampai motif jok juga lain. Berikut tiga opsi warna spesial: Grey Materia, Blue Vivace dan Black Vulcano.


Jelas harganya tak disamakan. Tipe standar sudah bisa dibeli mulai Rp 45,5 juta OTR Jakarta. Sementara yang S, ditawarkan mulai Rp 48 juta termasuk pajak, berlaku untuk DKI Jakarta. Sebetulnya, sempat hadir edisi terbatas di penghujung tahun lalu, yakni Notte dan Carbon. Harganya pun menarik, tak terpaut jauh. Hanya saja, belum tentu unitnya masih tersedia, mengingat tak diimpor banyak.

Kelebihan dan Kekurangan Bagian Teknis

Sprint sudah memakai mesin i-Get generasi teranyar. Artinya berkubikasi bersih 154,8 cc 3-valves, injeksi. Dapur pacu ini cukup halus. Getaran yang kerap dirasa pada versi sebelumnya sangat terminimalisir, cenderung hilang. Catatan output juga memenuhi kebutuhan, 12,7 Hp/7.750 rpm dan torsi puncak 12,8 Nm/6.500 rpm.

Yang cukup disayangkan justru peranti pengereman. Ia memang dibekali sensor ABS pada cakram 200 mm di depan. Tapi roda belakang, sistem penahan laju menggunakan model tromol. Meski tak menjadi bahaya, untuk motor seharga ini seharusnya sudah disediakan disc brake lengkap.