Kamu terus-terusan sakit perut? Ingin buang gas tapi takut sisanya ikut keluar? Lho, diikuti rasa mual?! Hati-hati, kamu mungkin sedang mengalami diare. Salah satu tanda diare adalah bolak-balik kamar mandi.

Diare sendiri terbagi menjadi dua jenis:

  • Akut: tiga hari hingga seminggu.
  • Kronis: lebih dari satu bulan.


Tentu saja, penyebab utama dari diare adalah infeksi pada saluran pencernaan dan hal tersebut tidak boleh dibiarkan. Namun ternyata, tidak sesimpel itu! Karena infeksi pencernaan bisa timbul dari hal-hal berikut ini.

1. Keracunan makanan karena bakteri/virus


Kamu baru makan makanan di pinggir kali, lalu merasakan sakit pada perut bak ditusuk-tusuk? Sudah beberapa kali ke kamar mandi, namun tidak hilang-hilang juga? Kamu mual juga?

Turut berdukacita, kamu mungkin terkena diare akibat keracunan makanan. Bakteri umum seperti E.Coli atau Salmonella atau virus seperti Rotavirus adalah penyebab diare umum pada segala usia.

Bakteri dan virus tersebut dapat mengontaminasi makanan atau minuman tidak layak konsumsi yang kamu makan atau minum. Mungkin makanan tersebut dimasak sembarangan atau airnya tidak direbus hingga steril. Makanan yang tidak steril atau terkontaminasi bakteri/virus bisa mengganggu pencernaanmu, sehingga menyebabkan diare.

2. Intoleransi laktosa


Jika bukan keracunan makanan, mungkin penyebabnya karena yang satu ini. Apakah kamu tidak mampu meminum susu tanpa bolak-balik kamar mandi? Itu tandanya kamu intoleran terhadap laktosa.

Laktosa adalah gula alami yang dapat ditemukan pada susu atau produk olahan susu lainnya. Salah satu penyebab diare adalah ketidakmampuan tubuh untuk memecah laktosa dari susu atau produk olahannya, disebut "intoleransi laktosa".

Hal tersebut dikarenakan tubuh penderita kekurangan enzim bernama "laktase" untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Laktosa yang tak dicerna langsung masuk ke usus besar dan menyebabkan perasaan kembung, buang gas secara berlebihan, dan mencret-mencret.

Kalau memang kamu intoleran terhadap laktosa, kamu bisa mempertimbangkan susu kedelai atau susu beras, sebagai pengganti susu sapi.

3. Efek samping obat


Pernah dengar obat pencahar perut? Seperti namanya, obat tersebut mengandung magnesium yang bertugas untuk mengencerkan tinja yang keras penyebab perut sembelit.

"More than we bargained for."


Sering kali obat tersebut terlalu ampuh sehingga malah menjadi bumerang dan menyebabkan diare. Selain obat pencahar perut, obat-obatan seperti pengobatan kemoterapi, jantung, diuretik, antidepresan, hingga pengobatan pasca operasi bariatrik (pengangkatan kantung empedu) juga memiliki efek samping bolak-balik ke kamar mandi. Tapi, tenang. Hal itu hanya efek samping. Dengan pengobatan diare akut, kamu akan segera sembuh.

4. Penyakit radang usus


Diare akut sering ditemui, apalagi bagi para pelancong yang baru mengunjungi satu negara dan belum terbiasa dengan makanan atau minuman di negara tersebut. Namun, jika sudah lebih dari sebulan diare itu membandel, jangan-jangan itu diare kronis!

Jika diaremu tergolong kronis, ada kemungkinan diare tersebut adalah indikasi penyakit radang usus, sering disebut Penyakit Crohn, yang menginfeksi usus besar/ileum. Tugas usus besar adalah menyerap nutrisi dari makanan/minuman dan melepaskan hormon dan enzim untuk mencerna karbohidrat dan protein.

Perhatikan jika feses berdarah, kamu mengalami anemia, kram perut, dan penurunan berat badan karena diare tersebut, maka segeralah berobat ke dokter sebelum mengalami radang usus. Jangan ditunda!

Itulah penyebab-penyebab utama mengapa seseorang bisa terkena diare.

"Bisakah dicegah?"


Tentu saja, dong. Pastinya dengan menjaga kebersihan diri, makanan dan minuman, serta mengetahui batasan toleransi laktosamu, kamu bisa mencegah diare yang menyebalkan dan terkadang memalukan.

Sumber: Idntimes.