Kamis, 17 November 2016
Awalnya ekspektasi begitu besar dengan film Ae dil hai mushkil
Kala melihat isi syair dalam lagu ae dil hai mushkil yang bermuatan syair sufistik.
Sudah tidak heran sih, sang penulis lagunya, om amitabh bathacharya
Dia emang doyan membuat syair bermuatan begini.
Lalu tumbuh keinginan untuk mendengar lagunya yang lain.
Terdonlotlah lagu bulleya, kala mendengar kata
"hafidz tera, mursyid mera" di akhir reff,
langsung dengan lantang menebak, "wah lagi-lagi muatan sufistik."
Tak lama filmnyapun muncul. Sangkin tak sabarnya,
apalagi di kota ane tidak ada bioskop yang muternya
video kualitas cam pun dibabat, agar bisa menontonnya.
Dan ternyata "penonton kecewa"
Yang awalnya ingin ikut meramekan terjemahan film ini nantinya, bila rilisan dvdripnya keluar,
jadi enggan mempersiapkan materi terjemahan lirik yang akan nongol di filmnya.
Tapi mau gimana lagi, namanya juga seneng pada sesuatu,
Yah mau gak mau, hasrat ingin karena demen dengan syair2 yang bernuansa sufistik,
ujung-ujungnya jadi memaksa diri ini, untuk mencari tahu lebih jauh arti dari terjemahan lagu Bulleya.
Surfing ke sana surfing ke mari, melihat lirik dalam berbahasa indihenya, ternyata ada sedikit permasalahan
dalam pelafadzan lirik yang dilantunkan penyanyinya.
Apa yah istilah ngetrennya, yang sering disebutin juri-juri kontes menyanyi itu
Ah pokoknya gitu deh,
intonasi penyanyi tidak jelas dibeberapa bait.
Persis kayak ariel noah lagi nyanyi
yang kadang geremeng gak jelas melafalkan lirik di beberapa lagu.
Atau kayak pingkan mambo yang suaranya bikin gak konsen dengerin liriknya
Atau jangan-jangan kuping anenya yang banyak kopoknya kali ye
Berikut beberapa lirik yang ane temukan di internet dan berbeda bunyinya saat ane mendengarnya
1. Meri rooh ka parinda phaRphaRaye
lekin sukoon ka jazeera mil na paaye
mein ki karaan..
mein ki karaan...
2. Meri rooh ka parinda phaRphaRaye
lekin sukoon ka jazeera mil na paaye
ve ki karaan..
ve ki karaan...
Sementara yang ane denger :
Meri rooh ka parinda phaRphaRaye
lekin sukoon ka jazeera mil na paaye
ve ki karaan..
neki ka raah...
Kemudian di part ini
Kyun aaj main mohabbat
Phir ek baar karna chaahun
Sementara yang ane dengar
kyun aaj main mohammed
phir ek baar karna chaahoon
Entahlah mungkin kuping ane yang kopokkan ye.
Oh iye ini terjemahan 4 bait lirik dari lagu bulleya yang berusaha ane terjemahin,
merujuk dari literalisasi asal bahasa.
meri rooh ka parinda phaRphaRaye
Meski jiwaku bagai burung yang terbang bebas
lekin sukoon ka jazeera mil na paaye
menuju jazirah penyejuk, namun tak mampu tertemukan
ve ki karaan..
oh di manakah
neki ke raah..
jalan yang benar (menujunya)
ik baar ko tajalli to dikha de
Setidaknya sekali ini saja, tunjukkanlah kemaujudannya
jhooThi sahi magar tasalli to dila de
Agar mampu memilih yang benar, sebagai sebuah kepastian
ve ki karaan..
oh di manakah
neki ka raah..
jalan yang benar
raanjhaN de yaar bulleya
Tuntunlah para pecinta wahai sheh bulla
sun le pukaar bulleya
Dengarkanlah pinta ini wahai sheh bulla
tu hi to yaar bulleya
Engkaulah sang sahabat wahai sheh bulla
murshid mera, murshid mera
penuntunku, pembimbingku
tera mukaam kamle
wujudkanlah ketergilaan akan cintamu ini
sarhad ke paar bulleya
singsingkan batasan ini hai Sheh bulla
parvardigar bulleya
hai parvardigar, hai sheh bulla
haafiz tera, murshid mera
terpelihara olehmu, yang menuntunku
Bulleya di lirik ini, panggilan yang ditujukan
untuk seorang tokoh sufistik punjabi yang bernama Bulla
Semacam sheh Baba, tokoh yang dikultuskan.
Parvardigar, nama Tuhan Sang pemelihara, Sang pelindung, Sang pembimbing dalam keyakinan parsi klasik.
https://en.wikipedia.org/wiki/Bulleh_Shah