Ijin gelar tikar dulu dimari
Sambil tunggu cerita terbaru
West Series :
|
Ijin gelar tikar dulu dimari
Sambil tunggu cerita terbaru
|
gelar tiker jg ah
dibalik cerita kelam, pasti ada kisah menyenangkan
|
sambil menunggu kelanjutannya
yuk yang laper yang laper silakan dibeli
RETIRED
|
gelar ditikar ahh baca2 di line group penasaran jadinya
Life tastes better when you
|
Baiklah.. Karena sudah memprediksikan hal ini sejak lama, mari tolak pernyataan itu. I Said “No..”. Tidak. Enggak mau dst. Berharap semua akan berakhir dan kembali normal seperti sebelum mengenal si orang itu, Z. Tapi kata tidak seakan tak ada artinya. Dia tidak menerima kata tidak. Sama sekali TIDAK MENERIMA. Karena sudah gusar dan jenuh berkali-kali berkata tidak, kuputuskan untuk pulang karena hari sudah semakin terik dan aku mulai lapar. Rupanya Z bukanlah orang yang mudah untuk menerima suatu penolakan, saran ataupun kritik. Yang dia lakukan setelahnya adalah menghalangiku untuk pergi dari depan gerbang sekolah sebelum aku berkata “iya. Semua mulai horor, aku merasa takut bagai dihantui makhluk halus. Tapi saat itu, Z lebih menakutkan ketimbang bertemu hantu.
Aku mulai makin terpojok, khawatir, takut namun tak bisa meminta pertolongan. Teman-teman yang aku andalkan untuk membelaku entah dimana. Aku sendirian, ketakutan sampai tak tahu harus melakukan apa untuk dapat keluar dari keadaan itu. Kucoba lagi untuk menolak dan meminta kesediaannya menerima keputusanku. Aku memutuskan untuk lari namun dia menjegatku. Ia berkata bahkan walau aku berhasil kabur, dia akan mengejarku hingga ke rumah. Belum apa-apa aku merasa sudah diteror. Mendengar kalimat “mengejarku hingga ke rumah” membuatku tak bisa berkutik lagi. Seharusnya aku beranikan saja diriku saat itu. Seharusnya tinggalkan saja dia, urusan dia mengejar hingga rumah tinggal teriaki saja dia sebangai penguntit. Tapi karena aku punya riwayat di- stalking-in mantan sehingga aku ketakutan, maka kuterima Z dengan berat hati untuk menghentikan teror itu.
Ternyata itu hanya awal dari sebuah siksa lahir dan batin yang sesungguhnya----
Keesokan harinya kuceritakan perihal kemarin pada B. B marah besar. Namun kuceritakan aku tak bisa berbuat apa-apa karena mereka tak ada di kala aku membutuhkannya. B tak bisa berbuat banyak namun aku berkata agar B tenang. Aku akan segera memutuskannya setelah UN berakhir. Entah mengapa aku berpikir seperti itu, menunggu UN. Mungkin karena takut akan ada efek negatif jika aku memutuskannya di saat menjelang UN. Awalnya itu hanya pikiran selintas tanpa benar-benar tahu apa itu akan terjadi. Sebuah kekhawatiran jika kondisi tersebut mungkin akan mengubah kehidupan seseorang. Tiga bulan.. Tiga bulan tidaklah lama.. Aku akan bisa melewatinya... Pasti
Dengan pikiran itu aku mencoba menjalaninya dengan tenang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena sebentar lagi Ujian Nasional Produktif akan digelar. Daripada memikirkan kekhawatiranku, lebih baik aku fokus untuk menyelesaikan sekolah dengan hasil yang baik.
Hari-hari terlewati.. Tak terasa.. Aku ternyata telah menciptakan jurang pemisah yang teramat dalam untukku dan orang-orang disekelilingku. B, sahabatku kembali protes soal kehadiranku di kala istirahat. Biasanya aku, B dan geng Power Rangers bersama-sama pergi ke kantin untuk membeli camilan atau makan siang. Atau sekedar bersenda gurau dengan teman sekelas yang saat itu bertugas untuk membuat makan siang di kantin. Tapi kali ini tidak lagi.. Setiap ada waktu lengang di sekolah lebih banyak kuhabiskan dengan Z. Bukan karena aku mau. Sungguh.. Tapi karena itu yang dia mau. Z berusaha menjauhkanku dengan B. Mendoktrinku untuk membenci B. Menyita waktuku dan membuat segala hal jadi rumit. Seakan ketika Z bilang kemari, ada sihir yang membuatku menghampirinya. Sihir yang membuatku takut padanya. Lama kelamaan akupun semakin menutup diri pada sekitar. Saat-saat terakhir di bangku SMK kuhabiskan dengan hal yang membuatku menyesal seumur hidup. Masa dimana kau makin dekat dengan teman-temanmu. Masa dimana kau akan mengingat hari itu dengan canda dan haru. Tapi aku malah membuatnya kelam...
Banyak cerita terjadi kala itu. Aku bersamanya bukan karena ingin. Disisi lain aku menjadi terbiasa dengannya. Disisi lain aku muak dan ingin segera mengakhirinya. Bayangkan jika satu kelas menegurmu untuk tindakan yang dilakukan pacarmu. Pahit... Sangat pahit.. Sakit.. Teramat sakit.. Aku merasa tak waras. Entah kesadaranku terbang kemana. Yang ada hanyalah raga berisi jiwa yang kesepian, sakit dan kecil....
Apa aku tak berusaha untuk mengakhirinya? Apa aku pasrah menunggu tiga bulan. Tidak, aku pernah mencoba untuk mengakhirinya. Namun malah berakhir menjadi teror pada jiwaku. Baiklah, begini... Jika aku bilang tidak atas apa yang dia inginkan atau jika aku memilih B daripada dia dalam suatu hal, dia akan membenturkan kepala ke dinding hingga menimbulkan suara bising. Cukup bising dan mengganggu teman-temanku karena suara dan getaran yang ditimbulkan pada tembok. Teman-temanku meneriakiku agar menenangkannya. Seolah mereka marah karena aku yang salah. Kejadian yang lain ketika aku pernah berkata ingin menjauh, dia mulai mengancam. Mengancam untuk loncat dari gedung teori lantai tiga tempat kelas kami belajar pelajaran teori. Aku gusar namun takut kalau aku bisa menyebabkan anak orang lain terluka. Pernah aku mendengar perkataan sinis dari temanku untuk membiarkannya saja loncat. Karena kerjaannya selalu seperti itu. Jika aku dan Z bertengkar, akan ada keributan yang mengganggu semua orang. Bahkan ancaman dan tindakan aneh. Percobaan lainnya, ketika malam dan kami masing-masing berada di rumah kami. Kami bertengkar hebat dan aku terlalu pusing menderngar perkataannya yang penuh emosi. Dia menelponku berkali-kali namun tak kuangkat. Akhirnya kumatikan saja telpon genggamku. Teror tak berhenti di situ. Lama kelamaan setelah hal seperti itu terjadi lagi dia mulai berani menelpon anggota keluargaku. Aku makin risih karena kakakku menegurku. Percobaan lainnya, dia mengancam untuk menemuiku malam-malam dan mengebut dengan motornya . Tak peduli ia akan jatuh atau mati di tempat.
AKU MUAAAAAAAAAAAAAKK..... Yang bisa kulakukan hanyalah menangis. Lama kelamaan aku membuat suara tangisan yang sangat dalam namun tanpa suara. Aku jadi sering menangis.. Aku jadi mudah menangis. Hatiku jadi mudah untuk takut. Aku mulai takut ini dan itu.. Tapi bagaimana aku bisa mengakhirinya? Seketika aku ingat peristiwa teman sebangkuku M yang dulu pernah Z kejar. Aku tak mau itu terjadi padaku. Aku kesepian.. Aku mulai kesakitan... Aku ingin ada orang yang membantuku. Tapi aku tak sanggup untuk berkata sepatah katapun tentang derita hati ini. Aku takut.. Takut.. Bahkan aku takut jika Z akan mencelakai teman-temanku. Akhirnya aku hanya diam.. Memilih diam dan menanggungnya sendiri, merasakannya sendiri. Entah sampai sejauh apa aku bisa bertahan. Tapi aku harus mengatasinya sendiri. Aku tak mau melibatkan orang lain agar mereka juga tak terluka......
Diputer, dijilat, dicelupin
|
Ada pacaran pake ngancam2 yah.. Itu tahun berapa sih kejadiannya.... ngak kekinian amat..
|
menurut akoh, ini lebih mirip novel dari pada diary...
well, lanjutkan TS..
Life tastes better when you
|
Makanya gak kekinian pan kejadiannya dulu.. Tahun 2008an deh pas tahun2 terakhir di sma ti.
Tak kusangka gaya bahasanya berubah setelah negara api mulai menyerang. Anggap aja diary anak alay om. Jadi bahasanya rasa karya sastra tp judulnya diary. Maklum TS nya Sarjana kpop #eh #kaganyambung
Sent from my SM-E700H using Tapatalk
|
temen gua ada cowo yg model begini nih... orangnya over posesif, ngancem bunuh diri kalo maunya ga diturutin, suka nangis kalo ceritain masalah dia ama cewenya, kadang2 gua juga bingung nasehatinnya, dari pengakuan dia, dia bener2 suka ma cew itu... ampe bela2in segala hal buat ceweknya, tp di satu sisi dia egois juga ke cewenya, cewenya cuman ngobrol ama temen kampusnya aja di cemburu, cewenya mau kumpul2 ga boleh,,,, emang dilema ngadepin orang begini sis...
|
gaya bahasa eike berubah bukan setelah negara api menyerang, tapi setelah negera "alay" menyerang...
gaya tulisan kyk gini, gak mudah di pahami oleh orang awam kyk eike
butuh beberapa kali baca buat eike ngertiin makna dan isinya *anggap aja koplak*
eike tunggu lanjutan novelny